Pernah nggak sih merasa kalau lagi belajar sesuatu yang baru rasa-nya sulit banget. Atau ketika mendapat peluang untuk bekerja, menjadi pembicara, deal bisnis atau peluang - peluang yang lain kamu merasa tidak percaya diri.
Saya juga begitu, saya juga sering merasa kalau saya itu:
Belajarnya lambat
Tidak capable untuk banyak hal
Tidak yakin bisa berhasil
Merasa terlahir bodoh dan tidak bisa berkembang lebih lagi
Sebenarnya perasaan seperti ini wajar, karena semua orang pasti merasakannya ketika menghadapi sesuatu yang belum dikuasai.
Oleh karena itu, saya ingin berbagi pandangan saya tentang perasaan pesimis ini dan bagaimana cara saya mengatasinya.
Berprasangka baik pada diri sendiri
Saya terinspirasi menulis ini setelah menonton video pendek yang memuat ungkapan dari Ustadz Felix Siauw.
Berprasangka baik pada diri sendiri ini adalah ungkapan yang sangat indah untuk saya, karena saya sering melihat anak muda zaman sekarang yang tidak memberikan kesempatan pada dirinya untuk berkembang, mencoba hal baru, dan belajar dari kegagalan.
Gagal satu kali saja sudah menganggap dunia ini hancur, merasa tidak cocok melakukan apapun, lalu berhenti dan tidak mau mencoba lagi. Padahal orang jenius pun pasti pernah mengalami kegagalan.
Ketika mereka gagal, yang mereka pikirkan bukanlah kesedihan atau keinginan untuk menyerah, tetapi rasa penasaran mengapa tidak berhasil dan bagaimana cara untuk mencapai keberhasilan.
Maka mulailah berprasangka baik pada dirimu. Tanamkan dalam pikiranmu bahwa jika kamu mau mencoba, kamu bisa berhasil. Kalaupun gagal, itu adalah bagian dari proses menuju keberhasilan.
Misalnya kamu ingin melamar kerja di perusahaan luar negeri yang proses interviewnya menggunakan soal-soal leetcode. Sebelum menghadapi interview tersebut, jangan menyerah duluan atau berpikir bahwa kamu tidak mungkin bisa lolos.
Kamu bahkan belum memulai wawancara, tetapi sudah merasa tidak akan lolos. Bagaimana kamu bisa mempersiapkan wawancara dengan baik dengan pikiran seperti itu?
Salah satu penyakit kita adalah sifat berprasangka buruk dan menganggap diri lambat dalam belajar. Hal ini sangat berpengaruh karena ketika belajar, kita kehilangan kepercayaan diri untuk dapat memahami sesuatu dengan cepat.
Menanamkan Keyakinan
Membangun kepercayaan diri memang tidak mudah, namun ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkannya.
Apa saja yang diperlukan untuk membuat kamu bisa yakin?
Ilmu
Pengalaman
Berani gagal
Rasa penasaran
Apa yang kita pikirkan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan terkadang sama sekali berbeda.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkaya pikiran kita dengan ilmu pengetahuan, karena ilmu merupakan satu-satunya cara untuk mendekatkan pemikiran kita dengan realitas.
Dengan ilmu kita bisa menghilangkan rasa takut atau pikiran negatif yang berlebih.
Untuk memperkuat ilmu yang dimiliki, kamu juga perlu membangun pengalaman dengan menerapkannya secara langsung saat wawancara kerja atau di tempat kerja. Cara mencari pengalaman bagaimana? Ya MENCOBA.
Yang lebih baik adalah pengalaman keberhasilan, karena hal ini akan mengubah cara pandangmu sehingga masalah yang kamu hadapi akan terasa lebih kecil dan tidak menakutkan.
Pada kenyataannya, kita akan lebih banyak mengalami kegagalan daripada keberhasilan. Meskipun kegagalan dapat berdampak buruk terhadap mental kita, tidak ada cara lain untuk mencapai keberhasilan selain belajar dari kegagalan tersebut.
Belajarlah berani gagal. Cara termudah mengatasi rasa takut gagal adalah dengan tidak berharap untuk berhasil.
Syarat terakhir sebelum mencapai keberhasilan adalah rasa penasaran. Jika kamu gagal, kamu harus menanamkan rasa penasaran dalam pikiranmu: mengapa saya gagal? Mengapa saya tidak bisa menjawab pertanyaan saat wawancara?
Melawan Malas
Penyakit lain yang sangat berbahaya adalah malas. Terkadang kalau kamu renungi kamu akan menyadari bahwa terkadang penyebab kegagalan kita itu hanyalah karena kita malas.
Malas sebenarnya merupakan reaksi otak kita ketika menghadapi masalah yang terasa berat, dan hal ini wajar karena pada dasarnya kita memang tidak suka menghadapi masalah besar.
Maka dari itu, solusinya juga sederhana yaitu dengan membuat masalahnya menjadi lebih kecil. Bagaimana caranya?
Tenangkan pikiran sebelum belajar
Pecah masalah besar atau target besar menjadi bagian-bagian kecil
Temukan waktu terbaik untuk belajar
Buat jadwal belajar yang konsisten
Otak kita bekerja secara bertahap sebelum mengeluarkan performa terbaiknya, seperti pesawat sebelum lepas landas.
Pesawat perlu mengambil posisi yang tepat, dan sebelum terbang, kita harus memastikan landasan pacu bersih dari mobil atau benda-benda yang dapat menghambat proses lepas landas.
Sebelum mulai belajar, sama seperti menenangkan pikiran, cobalah untuk tidak berbicara, tidak menggunakan HP, atau tidak melakukan kegiatan apapun yang dapat mengganggu konsentrasi selama minimal 5 menit.
Setelah pikiran tenang, mulailah membuat rencana belajar yang lebih sederhana. Awali dengan membuat daftar tugas (to-do list) berdasarkan target pembelajaran.
Misalnya, jika ingin belajar algoritma, pilihlah jenis algoritma tertentu dan susun langkah-langkah pembelajarannya secara detail. Intinya, buatlah rencana sebelum mulai belajar hal ini akan membantu otak kita untuk fokus dan efektif dalam belajar.
Kita semua memiliki kegiatan yang beragam; ada yang masih kuliah, ada yang sudah bekerja, ada yang masih sendiri, dan ada yang sudah berkeluarga dengan banyak anak.
Oleh karena itu, kita perlu mengenali aktivitas kita dan menemukan waktu terbaik untuk belajar, yaitu saat otak kita dapat bekerja secara maksimal.
Setelah itu, buatlah jadwal yang konsisten. Karena otak kita menyukai pola, ketika kita sudah memutuskan, misalnya belajar selama 30 menit setelah subuh dengan maksimal, ke depannya otak akan mengirim sinyal kepada tubuh bahwa di waktu tersebut kita akan belajar dengan fokus.
Kesimpulan
Dari keseluruhan penjelasan ini, ingin saya tegaskan bahwa kita perlu mengubah pola pikir sebelum memutuskan untuk menyerah.
Saya ingin kamu percaya bahwasanya kamu bisa meraih hal besar jika kamu mau percaya dan berusaha keras untuk mewujudkanya.